Welcome to the "Sroty Land" :D

Rabu, 27 Juni 2012


PETER AND WENDY's SUMMER ADVENTURE

Hmmm...a tribute for J.M Barrie. Pingin bisa mengembangkan cerita ini sampai bisa jadi Peter Pan in Scarlet dan Peter and The Startcatcher ^_^
01. Tamu Musim Panas yang Ditunggu-tunggu

Liburan musim panas sudah tiba dan seperti anak-anak pada umumnya, Wendy, John,George, dan Michael sangat mendambakan masa liburan ini tiba. Tidak berarti mereka benci sekolah. Tidak tidak tidak. Hmm...mungkin tidak benar-benar menyukainya. Tapi itu tidak sampai membencinya.

Wendy sudah duduk di kelas 6 dan sudah 6 tahun berturut-turut juga menjadi ketua murid. Pengalamannya sebagai "Ibu" dari The Lost Children ternyata sangat membantunya dalam mengembangkan sikap kepemimpinan.Ia sudah menjadi semakin cantik sekarang. Rambut coklatnya sudah semakin panjang dan selalu dibiarkan terikat rapi. Pipinya semakin putih seperti lilin sehingga kalau ia tersipu, pendaran warna merah itu akan terlihat kontras sekali. Beberapa kali, Wendy menerima surat-surat dari para pemuda dari sekolah sebelah. Ajakan-ajakan untuk minum teh sore atau sekedar berjalan-jalan nonton bioskop di kota.

Surat-surat semacam itu selalu membuat pipi Wendy semakin membara hingga seperti tomat. Kalau sudah begitu bisa-bisa ia dikira menderita gondong.

"Tidak! Tidak! Tidak!" Wendy menggeleng keras hingga pitanya bisa saja jatuh dari ikatan rambutnya setiap surat itu datang. Ia bertanya-tanya bagaimana pemuda-pemuda yang baru seumurannya bisa jadi sangat kurang ajar seperti itu. Surat-surat itu kebanyakan ditulis dengan nada memohon dan tidak sampai memaksa. Tapi tetap bagi Wendy perilaku semacam itu tak pantas. Lama-lama ia tak pernah memperdulikan surat-surat seperti itu lagi. Ia memilih untuk langsung meremukkan dan membuangnya ke tempat sampah tanpa membuka amplop.

"Kau memang perempuan yang kejam, Wendy!" olok Michael suatu saat.
John dan George ikut menimpali, "Kalau kau terus galak seperti itu, bisa-bisa kau tidak akan menikah sampai tua seperti Bibi Nancy!"
"Aku menikah atau tidak nanti itu sepenuhnya urusanku!" ketus Wendy sambil mendongakkan wajah ovalnya. "Yang jelas sebelum menikah aku akan menuntut pendidikan setinggi mungkin dan menjadi guru terhebat seperti Mrs. Theobald!"
Wendy sangat mengidolakan guru bahasa Inggris St. Peter. Di matanya Mrs. Theobald adalah guru yang cakap, disiplin, dan memiliki ketabahan mengagumkan dalam menjalani hidup walaupun suaminya sudah lama meninggal. Wendy ingin menjadi sepertinya dan kalau perlu...dia akan menjadi kepala sekolah institusi pendidikan campuran pertama!
Tapi bayangkan saja jika Mr. dan Mrs. Darling sampai mendengar ucapannya tadi. Bisa kena serangan jantung di tempat mereka mengetahui kemungkinan Wendy mungkin nanti tidak akan menikah.
Tapi semua saudaranya tahu, bahwa sebenarnya Wendy masih menyimpan ciumannya bagi seseorang. Hanya satu orang itu saja. Dan Wendy akan langsung hilang sikap ketusnya jika diingatkan hal itu. Ia akan jadi seperti gadis-gadis biasa yang memekik tertahan lalu memukul-mukul bahu saudara-saudara laki-lakinya yang bandel-bandel itu.

John sudah tumbuh menjadi pemuda tegap dengan bintik-bintik di wajah yang semakin banyak. Begitu juga George. Ia aktif dalam permainan lacrosse, tenis, dan olahraga lain, begitu juga George. Si Kembar Darling, begitulah orang-orang memanggil dua putra tertua keluarga Darling karena betapa seringnya mereka bersaing dalam melakukan kegiatan yang sama. Walau kenyataannya keduanya sama sekali tidak kembar. Namun, kekonyolan jadi sering terjadi gara-gara julukan itu. Mam'zelle Dupont pernah memarahi John karena karangan bahasa Prancis-nya tidak karuan, padahal yang sebenarnya dia maksud adalah George. Sebaliknya, Mr. Robert pernah tiba-tiba meminta George menghapalkan soneta Shakespeare sebagai hukuman karena terlambat masuk kelas sejarah sastra padahal sebenarnya yang terlambat hari itu adalah John. Lama-lama orang-orang benar-benar menganggap mereka sebagai kembar identik secara genetik!

Sedangkan Michael, mungkin prestasinya tidak secemerlang Wendy dalam bidang kepemimpinan dan pelajaran. Dia juga tidak pernah terpilih untuk mewakili perlombaan olahraga apapun. Tidak seperti John. Namun, imajinasi anak itu luar biasa sekali. Ia sering menulis naskah dan lagu-lagu untuk drama sekolah dan hasil pertunjukannya selalu sukses.

Singkatnya keempat bersaudara Darling telah berkembang dengan cara mereka sendiri, sesuai bakat mereka masing-masing. Mereka jelas menikmati masa-masa pendidikan mereka di St. Peter. Walaupun begitu, John dan Michael tetap mengkhawatirkan akan satu hal. Bahwa mereka telah menjadi semakin dewasa dari musim panas ke musim panas lainnya.
"Apakah bintik-bintikku bertambah banyak Wendy?" pertanyaan itu menjadi seperti piringan hitam rusak yang terus ditanyakan John kepada kakak perempuannya. Ia berpendapat bahwa banyaknya bintik menandakan banyaknya umur bertambah.
"Jangan konyol kau, John!" sergah Wendy entah untuk yang keberapa kalinya. Bukan main bosannya ia dengan pertanyaan yang sama. "Kau tahu para guru kita, orang tua kita, tidak semuanya dipenuhi bintik-bintik wajah!"
"Konyol!" George tidak pernah melewatkan kesempatan sedikit saja untuk mengolok-olok saudaranya. Ia selalu berusaha menunjukkan bahwa dalam hal kekonyolan ia tidak mengembari saudaranya. Hal ini maksudnya bisa jadi John atau malah George-lah yang lebih konyol! "Kurasa kalau kau sudah tua nanti kau akan jadi monster bintik!" cibirnya lagi.
Bisa saja George mengolok-olok John seperti itu. Padahal dia sendiri berkali-kali melihat cermin untuk memeriksa apakah lagi-lagi tinggi badannya bertambah beberapa senti seperti musim-musim panas sebelumnya.


Wendy sendiri tampak tenang tapi sebenarnya jantungnya juga berdetak tak keruan. Bagaimana jika ia sudah tumbuh sedemikian cepat sehingga "dia" tak mengenalinya lagi? "Dia" selalu saja tak mengenali John, George, dan Michael setiap kali berkunjung selama liburan musim panas. Entah bercanda atau tidak. Tapi "dia" tak pernah mengatakan hal itu di depan Wendy. Hal yang paling ditakutinya adalah kalau datang saatnya ketika "dia" mengerutkan kening dan hidungnya di depan Wendy sambil bertanya, "Siapa kau?"
Hanya Michael yang bisa benar-benar duduk tenang dan tak peduli soal urusan 'apakah aku akan menjadi dewasa' seperti saudara-saudaranya yang lain. Ia benar-benar hanya duduk, sesekali menyeruput teh, dan menulis-menulis-menulis. Alasan Michael menjadi penulis naskah drama adalah agar ia bisa memiliki simpanan dongeng yang mengasyikkan jika "dia" datang. Kadang-kadang Wendy kehabisan cerita untuk diceritakan walaupun ia sudah membaca banyak buku. Kalau itu terjadi, maka sudah saatnya bagi Michael sang Pujangga untuk mengambil peran agar "dia" tidak cepat bosan dan pulang meninggalkan Darling bersaudara dalam kekecewaan.
Kalau sudah melihat ekspresinya saat menulis yang super serius begitu, sulit rasanya membayangkan bahwa Michael pernah menjadi anak bandel yang kalau mandi saja harus digonggongi Nana, anjing pengasuh keluarga Darling.
Ngomong-ngomong soal Nana, anjing pengasuh itu sudah sangat tua dan tampaknya akan segera digantikan oleh Nana generasi kedua. Walaupun...yah empat bersaudara Darling sebenarnya sudah tidak memerlukan pengasuh lagi. Mereka tetap bersikeras mempertahankan Nana dengan alasan hanya orang dewasa yang tidak memerlukan dan peduli kepada anjing pengasuh seperti Nana.
Ngomong-ngomong siapa sih "Dia" yang selalu ditunggu-tunggu keempat bersaudara Darling itu? Tentulah "dia" sangat istimewa sehingga bisa membuat empat murid top dari St. Peter gelisah sepanjang tahun.
Keempat bersaudara itu terus terkenang akan petualangan menakjubkan mereka yang terakhir kali di Neverland. Dan selamanya akan terus begitu. Siapa yang bisa melupakan sebuah tempat menakjubkan yang dipenuhi dengan misteri-misteri paling ajaib daripada seluk beluk gang-gang tikus kota London? Putri-putri duyung, para peri, bajak laut, semua hidup berdampingan di sana, menjalankan perannya masing-masing. Bisakah kau membayangkan hal semacam itu terjadi di dunia nyata? (dunia-yang-super-duper-membosankan, kata Michael) Tapi tunggu, di Neverland, putri duyung itu nyata! Demikian juga para peri. Kau tentu ingat bahwa kau tidak boleh mengatakan bahwa kau tidak percaya peri karena perbuatan itu akan membunuh mereka. Pembantaian. Kejahatan paling keji dalam sejarah Neverland!
Lalu tentu saja...siapa yang bisa melupakan sosok anak laki-laki yang tidak akan jadi dewasa selamanya. Tidak akan! Terutama jika anak itu bisa bebas melayang hanya dengan sejumput debu peri dan pemikiran bahagia.
Peter masih mengunjungi mereka setiap musim panas untuk mendengarkan cerita-cerita Wendy. Itulah yang sebenarnya paling dinantikan ketiga bersaudara itu, lebih dari liburan musim panas itu sendiri...
Peter agak terlambat tahun ini. Sudah seminggu sejak liburan musim panas dimulai dan mereka tak segera melihat sosok yang melayang turun di depan jendela mereka. Mereka mulai khawatir, bagaimana jika Peter tak akan mengunjungi mereka lagi tahun ini karena...karena mereka sudah bertambah dewasa?
to be continued...